Kuliah di Maroko
Metode
Pendidikan Perguruan Tinggi
Secara singkat, sistem pendidikan universitas
al-Qurawiyien, atau perguruan tinggi lainnya di Maroko, semuanya menekankan
kepada pemahaman tekstual, hafalan dan analisa. Bagi Program SI dan S2 wajib mengikuti
setiap jam kuliah, karena absensi berpengaruh terhadap kelulusan. Bagi program
SI dan S2 ini, setiap minggu para dosen selalu memberi tugas rutin kepada
mahasiswa untuk membuat karya tulis. Awalnya, sistem yang digunakan adalah
sistem paket, bukan semester, sehingga jika seorang mahasiswa tidak lulus dalam
satu mata kuliah, maka dia dianggap gugur dan wajib mengulang semua mata
kuliah. Namun sejak tahun 2003, diterapkan sistem semester.
Prospek
Pendidikan
Prospek pendidikan di Maroko tidak dapat dipisahkan
dari peran pemerintah setempat dalam menggalang program wajib belajar serta
penyediaan sarana dan prasarana dengan anggaran yang memadai, sebagai negara
yang giat menggalakkan program pencerdasan bangsa. Popularitas Maroko di bidang
pendidikan untuk mahasiswa asing belum setingkat Mesir atau negara-negara di
Eropa. Hal itu kita lihat dari jumlah mahasiswa asing yang ada di Maroko yang
belum melampaui angka 4000. Namun jika kita memandang secara obyektif, hal itu
bukan karena mutu pendidikan yang kurang baik, karena banyak aspek positif yang
barangkali tidak didapatkan di negara lain, misalnya:
1. Beasiswa
Di Maroko, seluruh mahasiswa asing
yang diterima di salah satu perguruan tinggi baik tingkat S1 ataupun yang lebih
tinggi diberi hak mendapatkan beasiswa. Beasiswa tersebut akan disalurkan
kepada mahasiswa yang bersangkutan jika dia memiliki prestasi yang bagus (lulus
ujian). Namun kendalanya, tidak semua calon mahasiswa dapat diterima belajar,
karena pemerintah Maroko telah menetapkan kuota bagi setiap negara, berdasarkan
anggaran yang telah disediakan oleh Agen Kerjasama Internasional.
2. Bahasa
Maroko sebagai negara bekas jajahan
Perancis, tidak hanya memberlakukan bahasa Arab dalam administrasi, pendidikan
dan bahasa pergaulan masyarakat, melainkan juga memakai bahasa Perancis. Bahkan
di sebagian wilayah di utara Maroko, dipakai juga bahasa Spanyol. Keberagaman
bahasa yang ada di Maroko memungkinkan mahasiswa yang ada di sini untuk
mengenal banyak bahasa. Hal ini sangat membantu dalam memperluas wawasan. Di
samping ketiga bahasa tersebut, sebagian masyarakat Maroko juga mengenal bahasa
Inggris, walaupun kuantitasnya tidak menyamai ketiga bahasa di atas. Beberapa
tahun terakhir, Kementerian Pendidikan Nasional Maroko telah membuka beberapa
sekolah menengah baru yang memiliki spesialisasi bahasa Inggris.
3. Tempat
Tinggal
Mahasiswa yang terdaftar di universitas al-Qurawiyin
atau Perguruan Tinggi lain di Maroko, mendapatkan fasilitas untuk tinggal di
asrama atau ma’had (pesantren) yang berdekatan dengan kampus. Mahasiswa juga
dapat menyewa rumah sendiri, namun biaya sewa rumah di Maroko sangat tinggi.
Untuk ukuran rumah sederhana, dalam satu bulan biaya sewanya mencapai 150 U$D.
Bahkan rumah dengan harga semurah ini sudah sulit sulit ditemukan.
Prosedur
Pendaftaran dan Syarat-syarat Kuliah ke Maroko
A.Prosedur Pendaftaran
1. Utusan
Instansi
Bagi calon mahasiswa dari Indonesia yang ingin kuliah
ke Maroko (ke universitas al-Qurawiyin atau universitas yang lainnya), dapat
mendaftar melalui Departemen Agama RI, atau departemen lainnya. Departemen yang
bersangkutan akan mengirimkan nama dan semua persyaratan kepada KBRI (Kedutaan
Besar Republik Indonesia) di Kerajaan Maroko di kota Rabat. Oleh KBRI Rabat,
berkas akan dikirim ke AMCI (L’Agence Marocaine dela Coperatione
Intrnationale). Selanjutnya AMCI mengirimkan berkas persyaratan ke Kementrian
Pendidikan Tinggi Maroko untuk dikirim ke salah satu universitas atau perguruan
tinggi Maroko, untuk mendapat persetujuan. Selanjutnya perguruan
tinggi/universitas yang bersangkutan akan mengirimkan jawaban diterima atau
tidaknya seorang calon mahasiswa kepada Kementrian Pendidikan Tinggi. Apabila
Institut/perguruan tinggi yang bersangkutan memberi persetujuan menerima seorang
pendaftar sebagai mahasiswanya, maka Kementrian Pendidikan Tinggi Maroko akan
mengeluarkan surat Ruhkshoh (otorisasi) hak belajar di Maroko.
2. Inisiatif
Pribadi (Jalur bebas)
Pada jalur
ini ada dua cara yang dapat ditempuh oleh calon mahasiswa:
Pertama:
Mengirim berkas persyaratan melalui PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Maroko.
Kemudian PPI Maroko akan mengurus seluruh proses pendaftaran, baik ke KBRI,
maupun ke AMCI.
Cara ini
lebih efesien dan ekonomis, karena calon
Mahasiswa yang beminat cukup menunggu di luar Maroko atau di Indonesia.
Kedua Calon Mahasiswa langsung berangkat ke Maroko,
tentunya dengan biaya sendiri. Pada bulan Juli atau paling lambat awal bulan
Agustus yang bersangkutan harus sudah berada di Ibu kota Rabat Maroko. Selanjutnya
pengurusan daftar kuliah dibantu oleh PPI (Perhimpunan Pelajar Indonsia)
Maroko. Namun berdasarkan pengalaman, jalur ini beresiko, mengingat adanya
kemungkinan pendftar tidak diterima sebagai mahasiswa di Maroko.
Informasi tentang diterima atau tidaknya calon
mahasiswa jalur bebas ini pada perguruan tinggi di Maroko, akan disampaikan
oleh pengurus PPI Maroko kepada yang bersangkutan. Maka untuk memudahkan
komunikasi, bagi calon mahasiswa diharapkan memberikan alamat lengkap, nomor
telephon, Fax, E-mail dan lain-lain. Dan bagi calon mahasiswa yang sudah
positif diterima, diharapkan secepatnya datang ke Maroko dan tidak
menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar di Maroko, untuk menjaga citra baik
Indonesia. Hal ini megingat penerimaan mahasiswa di Maroko sangat terbatas
berdasarkan kuota.
Bagi mahasiswa yang kuliah di salah satu universitas
Maroko, mendapatkan beasiswa setiap bulan 750 Dirham (sekitar tujuh ratus lima
puluh ribu Rupiah) selama studi di Maroko. Untuk Program SI, mendapat bea siswa
selama 4 tahun, bagi S2 selama dua tahun dan bagi S3 selama 3 tahun.
B. Syarat
Pendaftaran
a. Syarat-syarat Umum untuk Program SI, S2
dan S3.
1.
Dapat berbahasa Arab (untuk jurusan Agama), berbahasa Prancis
(untuk umum/kedokteran, Arsitektur dll)
dan berbahasa Inggris (khusus ekonomi) dengan baik dan benar, lisan maupun
tulisan.
2.
Ijazah terahir SLTA bagi pendaftar program SI, ijazah SI bagi
pendaftar program S2 dan ijazah S2 bagi
pendaftar program S3, disertai transkrip nilai dengan nilai minimal
"baik". Bagi yang menyelesaikan studi akhir di luar negeri, maka
ijazah dan transkrip nilai harus dilegalisir oleh KBRI setempat.
3.
Akte kelahiran.
4.
Photo kopi paspor.
5.
Pas photo terbaru berwarna, ukuran 4x 6 sebanyak 10 lembar.
6.
Surat keterangan berkelakuan baik dari sekolah/perguruan tinggi asal.
7.
Surat kesehatan dari dokter.
8.
Mengajukan surat permohonan beasiswa dengan menggunakan bahasa Arab dan
ditulis tangan (bukan ketik) yang ditunjukkan kepada AMCI (l’Agence Marocaine
de la cooperation International).
9.
Mengajukan surat permohonan kepada KBRI Rabat.
10.
Siap ditempatkan di Perguruan
Tinggi mana saja yang berada di wilayah Maroko.
Semua berkas di atas diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab oleh penerjemah resmi dan dilegalisir oleh Departemen Kehakiman
serta Departemen Luar Negeri, kecuali syarat nomor 5, 8 dan 9 . Adapun
legalisasi oleh Departemen Kehakiman dan Departemen Luar Negeri, biasanya
diurus oleh lembaga penerjemah.
b.
Syarat - syarat khusus untuk Program Strata Satu (SI).
Selain persyaratan umum yang tertulis di
atas, untuk Program Strata I juga harus melengkapi syarat-syarat berikut:
1.
Usia ijazah SLTA tidak lebih dari dua tahun. Untuk pendaftaran ini dapat
digunakan ijazah pesantren swasta dan tidak
harus negeri.
2.
Ijin tertulis dari orang tua atau wali.
3.
Kesanggupan biaya tambahan dari orang tua/keluarga, mengingat minimnya
bea siswa dan tingginya biaya hidup di Maroko.
4.
Berkas sudah diterima oleh KBRI Rabat selambat-lambatnya minggu awal
bulan Juli.
5.
Berkas sudah diterima oleh AMCI selambat-lambatnya minggu akhir bulan
Juli.