Minggu, 16 September 2012

Kuliah di Maroko


Kuliah di Maroko


Metode Pendidikan Perguruan Tinggi
Secara singkat, sistem pendidikan universitas al-Qurawiyien, atau perguruan tinggi lainnya di Maroko, semuanya menekankan kepada pemahaman tekstual, hafalan dan analisa. Bagi Program SI dan S2 wajib mengikuti setiap jam kuliah, karena absensi berpengaruh terhadap kelulusan. Bagi program SI dan S2 ini, setiap minggu para dosen selalu memberi tugas rutin kepada mahasiswa untuk membuat karya tulis. Awalnya, sistem yang digunakan adalah sistem paket, bukan semester, sehingga jika seorang mahasiswa tidak lulus dalam satu mata kuliah, maka dia dianggap gugur dan wajib mengulang semua mata kuliah. Namun sejak tahun 2003, diterapkan sistem semester.
  
Prospek Pendidikan
Prospek pendidikan di Maroko tidak dapat dipisahkan dari peran pemerintah setempat dalam menggalang program wajib belajar serta penyediaan sarana dan prasarana dengan anggaran yang memadai, sebagai negara yang giat menggalakkan program pencerdasan bangsa. Popularitas Maroko di bidang pendidikan untuk mahasiswa asing belum setingkat Mesir atau negara-negara di Eropa. Hal itu kita lihat dari jumlah mahasiswa asing yang ada di Maroko yang belum melampaui angka 4000. Namun jika kita memandang secara obyektif, hal itu bukan karena mutu pendidikan yang kurang baik, karena banyak aspek positif yang barangkali tidak didapatkan di negara lain, misalnya:
  
1. Beasiswa
         Di Maroko, seluruh mahasiswa asing yang diterima di salah satu perguruan tinggi baik tingkat S1 ataupun yang lebih tinggi diberi hak mendapatkan beasiswa. Beasiswa tersebut akan disalurkan kepada mahasiswa yang bersangkutan jika dia memiliki prestasi yang bagus (lulus ujian). Namun kendalanya, tidak semua calon mahasiswa dapat diterima belajar, karena pemerintah Maroko telah menetapkan kuota bagi setiap negara, berdasarkan anggaran yang telah disediakan oleh Agen Kerjasama Internasional.
        
2. Bahasa
         Maroko sebagai negara bekas jajahan Perancis, tidak hanya memberlakukan bahasa Arab dalam administrasi, pendidikan dan bahasa pergaulan masyarakat, melainkan juga memakai bahasa Perancis. Bahkan di sebagian wilayah di utara Maroko, dipakai juga bahasa Spanyol. Keberagaman bahasa yang ada di Maroko memungkinkan mahasiswa yang ada di sini untuk mengenal banyak bahasa. Hal ini sangat membantu dalam memperluas wawasan. Di samping ketiga bahasa tersebut, sebagian masyarakat Maroko juga mengenal bahasa Inggris, walaupun kuantitasnya tidak menyamai ketiga bahasa di atas. Beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan Nasional Maroko telah membuka beberapa sekolah menengah baru yang memiliki spesialisasi bahasa Inggris.
  
3. Tempat Tinggal
Mahasiswa yang terdaftar di universitas al-Qurawiyin atau Perguruan Tinggi lain di Maroko, mendapatkan fasilitas untuk tinggal di asrama atau ma’had (pesantren) yang berdekatan dengan kampus. Mahasiswa juga dapat menyewa rumah sendiri, namun biaya sewa rumah di Maroko sangat tinggi. Untuk ukuran rumah sederhana, dalam satu bulan biaya sewanya mencapai 150 U$D. Bahkan rumah dengan harga semurah ini sudah sulit sulit ditemukan.
  
Prosedur Pendaftaran dan Syarat-syarat Kuliah ke Maroko

 A.Prosedur Pendaftaran
1. Utusan Instansi
Bagi calon mahasiswa dari Indonesia yang ingin kuliah ke Maroko (ke universitas al-Qurawiyin atau universitas yang lainnya), dapat mendaftar melalui Departemen Agama RI, atau departemen lainnya. Departemen yang bersangkutan akan mengirimkan nama dan semua persyaratan kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Kerajaan Maroko di kota Rabat. Oleh KBRI Rabat, berkas akan dikirim ke AMCI (L’Agence Marocaine dela Coperatione Intrnationale). Selanjutnya AMCI mengirimkan berkas persyaratan ke Kementrian Pendidikan Tinggi Maroko untuk dikirim ke salah satu universitas atau perguruan tinggi Maroko, untuk mendapat persetujuan. Selanjutnya perguruan tinggi/universitas yang bersangkutan akan mengirimkan jawaban diterima atau tidaknya seorang calon mahasiswa kepada Kementrian Pendidikan Tinggi. Apabila Institut/perguruan tinggi yang bersangkutan memberi persetujuan menerima seorang pendaftar sebagai mahasiswanya, maka Kementrian Pendidikan Tinggi Maroko akan mengeluarkan surat Ruhkshoh (otorisasi) hak belajar di Maroko.
  
2. Inisiatif Pribadi (Jalur bebas)
Pada jalur ini ada dua cara yang dapat ditempuh oleh calon mahasiswa:
Pertama: Mengirim berkas persyaratan melalui PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Maroko. Kemudian PPI Maroko akan mengurus seluruh proses pendaftaran, baik ke KBRI, maupun ke AMCI.
Cara ini lebih efesien  dan ekonomis, karena calon Mahasiswa yang beminat cukup menunggu di luar Maroko atau di Indonesia.
Kedua  Calon Mahasiswa langsung berangkat ke Maroko, tentunya dengan biaya sendiri. Pada bulan Juli atau paling lambat awal bulan Agustus yang bersangkutan harus sudah berada di Ibu kota Rabat Maroko. Selanjutnya pengurusan daftar kuliah dibantu oleh PPI (Perhimpunan Pelajar Indonsia) Maroko. Namun berdasarkan pengalaman, jalur ini beresiko, mengingat adanya kemungkinan pendftar tidak diterima sebagai mahasiswa di Maroko.
Informasi tentang diterima atau tidaknya calon mahasiswa jalur bebas ini pada perguruan tinggi di Maroko, akan disampaikan oleh pengurus PPI Maroko kepada yang bersangkutan. Maka untuk memudahkan komunikasi, bagi calon mahasiswa diharapkan memberikan alamat lengkap, nomor telephon, Fax, E-mail dan lain-lain. Dan bagi calon mahasiswa yang sudah positif diterima, diharapkan secepatnya datang ke Maroko dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar di Maroko, untuk menjaga citra baik Indonesia. Hal ini megingat penerimaan mahasiswa di Maroko sangat terbatas berdasarkan kuota.
Bagi mahasiswa yang kuliah di salah satu universitas Maroko, mendapatkan beasiswa setiap bulan 750 Dirham (sekitar tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah) selama studi di Maroko. Untuk Program SI, mendapat bea siswa selama 4 tahun, bagi S2 selama dua tahun dan bagi S3 selama 3 tahun.
  
B. Syarat Pendaftaran
  a. Syarat-syarat Umum untuk Program SI, S2 dan S3.
  1.      Dapat berbahasa Arab (untuk jurusan Agama), berbahasa Prancis (untuk  umum/kedokteran, Arsitektur dll) dan berbahasa Inggris (khusus ekonomi) dengan baik dan benar, lisan maupun tulisan.
  2.      Ijazah terahir SLTA bagi pendaftar program SI, ijazah SI bagi pendaftar  program S2 dan ijazah S2 bagi pendaftar program S3, disertai transkrip nilai dengan nilai minimal "baik". Bagi yang menyelesaikan studi akhir di luar negeri, maka ijazah dan transkrip nilai harus dilegalisir oleh KBRI setempat.
  3.      Akte kelahiran.
  4.      Photo kopi paspor.
  5.      Pas photo terbaru berwarna, ukuran 4x 6 sebanyak 10 lembar.
  6.      Surat keterangan berkelakuan baik dari sekolah/perguruan tinggi asal.
  7.      Surat kesehatan dari dokter.
  8.      Mengajukan surat permohonan beasiswa dengan menggunakan bahasa Arab dan ditulis tangan (bukan ketik) yang ditunjukkan kepada AMCI (l’Agence Marocaine de la cooperation International).
  9.      Mengajukan surat permohonan kepada KBRI Rabat.
  10.    Siap ditempatkan di  Perguruan Tinggi mana saja yang berada di wilayah Maroko.
   Semua berkas di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh penerjemah resmi dan dilegalisir oleh Departemen Kehakiman serta Departemen Luar Negeri, kecuali syarat nomor 5, 8 dan 9 . Adapun legalisasi oleh Departemen Kehakiman dan Departemen Luar Negeri, biasanya diurus oleh lembaga penerjemah.
  
  b.  Syarat - syarat khusus untuk Program Strata Satu (SI).
  Selain persyaratan umum yang tertulis di atas, untuk Program Strata I juga harus melengkapi syarat-syarat berikut:
  1.     Usia ijazah SLTA tidak lebih dari dua tahun. Untuk pendaftaran ini dapat digunakan ijazah pesantren swasta dan tidak  harus negeri.
  2.     Ijin tertulis dari orang tua atau wali.
  3.     Kesanggupan biaya tambahan dari orang tua/keluarga, mengingat minimnya bea siswa dan tingginya biaya hidup di Maroko.
  4.     Berkas sudah diterima oleh KBRI Rabat selambat-lambatnya minggu awal bulan Juli.
  5.     Berkas sudah diterima oleh AMCI selambat-lambatnya minggu akhir bulan Juli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar